BI: Uang Beredar Desember 2017 Tumbuh Melambat

BI: Uang Beredar Desember 2017 Tumbuh Melambat

01 Februari 2018By Admin


JAKARTA - Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali melambat pada Desember 2017. Posisi M2 tercatat Rp5.418,5 triliun atau tumbuh 8,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 9,3% (yoy). 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Agusman mengatakan, perlambatan pertumbuhan tersebut terjadi pada komponen utamanya. Uang kuasi dengan pangsa 74% dari total uang beredar mengalami perlambatan pertumbuhan dari 8% pada bulan November 2017 menjadi 6,8%.

"Perlambatan tersebut sejalan dengan perlambatan pertumbuhan  Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan pada bulan Desember 2017 yang tumbuh melambat dari 9,1% bulan November menjadi 8,3%," kata Agusman di Jakarta, Rabu (31/1/2018). 

Dia melanjutkan, perlambatan DPK terjadi hampir seluruh jenisnya terutama deposito dan tabungan yang berdenominasi rupiah. 

Deposito rupiah tumbuh melambat dari 8,5% menjadi 7,3% pada Desember 2017. Demikian juga pada tabungan yang berdenominasi rupiah tumbuh rendah 11,2% lebih rendah dibanding bulan sebelumnya dari 11,7%. 

Menurut dia, penurunan pertumbuhan DPK rupiah pada Desember 2017 seiring dengan tren penurunan suku bunga simpanan. Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan DPK dalam rupiah, pertumbuhan DPK valas turut mengalami perlambatan yaitu 1,2% pada November 2017 menjadi 0,3%.

"Perlambatan tersebut terutama terjadi pada simpanan tabungan dan deposito. Hal tersebut diindikasi untuk antisipasi kebutuhan valas masyarakat yang tinggi di akhir tahun," jelasnya. 

Adapun komponen uag beredar dalam arti sempit juga tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan. Uang kuasi tumbuh melambat dari 13,1% (yoy) pada November 2017 menjadi 12,4% (yoy) menjadi Rp1.391,5 triliun. Menurut dia, perlambatan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan giro rupiah yang tumbuh lambat dari 13,3% menjadi 12,1%.

Namun demikian, perlambatan pertumbuhan M1 sedikit tertahan oleh peningkatan pertumbuhan uang kartal di luar BI dan perbankan yang tumbuh 15,6% pada Desember 2017. "Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan uang kartal di masyarakat pada periode libur Natal dan tahun baru yang cukup panjang dan cuti bersama yang beriringan dengan akhir pekan," ungkap dia.

Adapun berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 juga dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat. Kontraksi operasi keuangan Pempus tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih pemerintah pusat sebesar -5,7% (yoy) pada Desember 2017, lebih rendah dari 1,9% (yoy) pada November 2017. 

Sementara itu, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih juga meningkat dari 17,2% (yoy) pada November 2017 menjadi 18,7% (yoy) pada Desember 2017.

Berita Lainnya

Sahabat Konsumen Ban
3P
LPS
Ayo ke Bank
Otoritas Jasa Keuang
Bank Indonesia
Top